Antisipasi Berakhirnya BOT Plaza Rapak, Pemkot Bisa Siapkan Perusda Pasar

Usman | Senin, 27 Jan 2020 12:00 WITA
Antisipasi Berakhirnya BOT Plaza Rapak, Pemkot Bisa Siapkan Perusda Pasar Anggota Komisi II DPRD Balikpapan Syukri Wahid

gerakanaktualnews.com, BALIKPAPAN - Pola kerjasama pola Build of Transfer (BOT) yang dijalani pemkot dengan pihak ketiga diniali tidak memberikan menguntungkan signifikan bagi PAD Kota.

Selain tidak maksimalnya penerimaan daerah dari sektor retribusi aset daerah, metode pengelolaan aset setelah BOT dengan pihak ketiga memiliki termin waktu yang panjang minimal 30 tahun.

Pengelolaan pusat perbelanjaan Ramayana Rapak diketahui kontraknya akan berakhir di tahun 2028 mendatang. Sedangkan untuk Plaza Kebun Sayur, Novotel dan Pasar Baru Squere kontraknya baru berakhir sekitar tahun 2036.

“Menurut saya ini harus dicatat. karena tidak lama lagi, Plaza Ramayana akan diserahkan pengelolaannya kembali ke Pemkot, jangan sampai tidak siap,” tandas Anggota Komisi II DPRD Balikpapan Syukri Wahid (22/1/2020).

Karena, khusus Plaza Ramayana Rapak yang akan berakhir 2028, pemkot harus menyiapkan sejumlah program dalam rangka mempersiapkan diri ketika pengelolaan mall tersebut diserahkan kembali ke pemerintah daerah.

“Nantinya aset yang sudah ada dapat tetap dikelola secara maksimal untuk menghasilkan PAD . ya  bisa dengan membentuk Perusahaan Daerah yang khusus mengelola mall,” tandasnya.

Jika dikelola professional oleh pemkot melalui perusda, maka PAD dipastikan akan bertambah.

Diketahui, retribusi yang dihasil dari empat aset daerah yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga dua mall dan dua  hotel berbintang hanya mampu menghasil Rp2,5 miliar. 

Jumlah itu sangat kecil, jika dibandingkan dengan pemasukan dari pantai Manggar yang dikelola UPTD Dispora menghasilkan Rp4,2 miliar pertahun.

Menurutnya pemkot harus bertindak cepat untuk menyikapi persoalan itu karena pengelolaan aset daerah yang akan habis masa kontrak BOT-nya membutuh kebijakan khusus dengan harapan dapat maksimal untuk menghasilkan PAD.

 “Khusus ramayana kami ingin perusda pasar yang bergerak. Kita bentuk perusda pasar manuntung yang khusus menangani pengelolaan pasar setelah BOT berakhir. Karena kalau tidak dari sekarang dirancang akan  menimbulkan masalah baru nantinya. Agar pasar yang sudah ada tetap ramai dan tidak terbengkalai. Disamping itu, sebelum take over harus disiapkan perusahaan daerah yang bergerak di bidang perhotelan,”tukasnya. (adv)


Tinggalkan Komentar