DPRD: Kasus Covid-19 Kian Landai, Jumlah Kehadiran Siswa di PTM Dinaikkan

Usman | Jumat, 03 Des 2021 12:00 WITA
DPRD: Kasus Covid-19 Kian Landai, Jumlah Kehadiran Siswa di PTM Dinaikkan Wakil Ketua DPRD Balikpapan Sabaruddin Panrecalle

gerakanaktualnews.com, BALIKPAPAN - Kasus pandemi covid-19 kian melandai di kota Balikpapan, sehingga pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) semakin ditingkatkan persentase kehadiran siswa di sekolah.

Namun demikian perlu juga berdasarkan evaluasi terhadap Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di akhir tahun 2021.

Artinya tetap ada kewaspadaan, dan tetap melakukan protokol kesehatan.
Hal tersebut, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan, sangat mendukung rencana pemerintah, untuk kegiatan proses pembelajaran tatap muka.  

Wakil Ketua DPRD Balikpapan, Sabaruddin Panrecalle mengatakan, Pemkot Balikpapan melalui dinas pendidikan perlu segera melakukan evaluasi terhadap PTM yang sudah berjalan. Khususnya dalam penerapan protokol kesehatan dari para penyelenggara sekolah dan para siswa.

Dimana kedua pihak tersebut wajib bekerjasama dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19.

“Sekarang memang kita di PPKM level 2. Memang mungkin saja jumlah siswa yang hadir di kelas kita tambah. Kan sekarang 50 persen bisa jadi 75 bahkan 100 persen,” ujar Sabaruddin kepada media, Kamis (2/12/2021).

Meski begitu, lanjut Sabaruddin, pemerintah pusat sudah berencana memberlakukan PPKM level 3 pada libur Natal hingga tahun baru 2022. Untuk itu dirinya meminta penundaan kenaikan persentase siswa dalam PTM.

Pasalnya sekarang sudah di akhir semester ganjil. Sehingga lebih efektif jika pembahasannya pada awal tahun depan.

“Kita tunggu dulu bagaimana setelah PPKM level 3 akhir tahun ini. Baru nanti awal tahun depan kita evaluasi apakah tingkat presentasi siswa yang hadir perlu ditambah atau tetap saja seperti sekarang,” tuturnya lagi.

Menurut Sabaruddin,  secara umum pihak sekolah sudah mengikuti dan memenuhi standar prokes dari pemerintah. Di antaranya dengan melakukan pembatasan jumlah siswa yang terlibat dan mengatur jam masuk sekolah.

Bahkan fasilitas pendukung seperti hand sanitizer, wastafel dan alat pengukur suhu tubuh juga tersedia di masing-masing sekolah. (adv)


Tinggalkan Komentar