gerakanaktualnews.com, SAMARINDA – Lobi Hotel Mercure Samarinda mendadak menjadi lautan manusia. Ribuan pencari kerja berjejal sejak pagi dalam ajang Job Fair Samarinda 2025, yang digelar selama dua hari, 25 hingga 26 Juni 2025.
Agenda tahunan yang digagas Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Samarinda ini kembali jadi magnet utama bagi para pencari harapan di tengah kompetisi pasar kerja yang makin ketat.
Sebanyak 35 perusahaan dari berbagai sektor membuka lowongan dalam acara ini, mulai dari sektor keuangan, perbankan, pertambangan, pendidikan, hingga jasa dan ritel.
Dari data panitia, lebih dari 2.148 pelamar telah terdaftar hingga pagi hari pembukaan.
“Tujuan utama job fair ini adalah mempertemukan langsung antara perusahaan dan pencari kerja, agar terjadi efisiensi dalam proses rekrutmen sekaligus mengurangi tingkat pengangguran terbuka,” ujar Sofyan Ady Wijaya, Sekretaris Disnaker Samarinda saat ditemui di lokasi acara.
Menurutnya, ajang ini bukan sekadar ritual tahunan. Job fair menjadi bagian dari implementasi instruksi pemerintah pusat dalam menekan angka pengangguran di daerah-daerah perkotaan, termasuk Samarinda yang menjadi kota penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).
Namun, Sofyan tidak menampik bahwa tantangan utama bukan hanya terbatas pada jumlah lapangan kerja, tetapi juga kesenjangan kompetensi. Banyak pelamar yang tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang makin selektif.
“Misalnya, pelamar posisi teknis banyak dari latar belakang non-teknis. Maka selain job fair, kami juga mendorong pelatihan keterampilan khusus, termasuk untuk UMKM dan sektor informal,” jelasnya.
Langkah ini menurutnya penting agar masyarakat tak hanya tergantung pada lowongan formal, melainkan mampu menciptakan peluang usaha sendiri.
Sebagai bentuk pengawasan, Disnaker telah lebih dulu mengumpulkan semua perwakilan HRD dari perusahaan peserta untuk menyepakati satu hal penting: laporan pasca-rekrutmen.
“Kami tekankan mereka wajib menyampaikan laporan hasil seleksi, baik jumlah pelamar, yang disaring, hingga yang direkrut,” tegas Sofyan.
Pihaknya juga mendorong para pelamar yang berhasil lolos untuk melapor ke Disnaker, agar dapat dicatat sebagai bagian dari penyerapan tenaga kerja resmi.
Mengutip data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Samarinda, angka pengangguran terbuka di kota ini mengalami penurunan dari 6,2 persen menjadi 5,9 persen dalam setahun terakhir.
Penurunan ini dinilai sebagai indikasi positif bahwa upaya pemerintah mulai berbuah hasil, meskipun tantangan ke depan masih terbuka lebar.
“Kalau ekonomi Samarinda berkembang, tentu akan makin banyak industri yang masuk dan peluang kerja pun semakin luas,” kata Sofyan optimis.
Meski pengawasan hubungan industrial kini berada di bawah wewenang provinsi, Disnaker Samarinda tetap aktif menjadi mediator jika terjadi gesekan antara pekerja dan perusahaan.
Job Fair Samarinda 2025 bukan sekadar bursa kerja biasa. Ia adalah representasi dari semangat ribuan warga Samarinda yang tak kenal lelah mencari celah untuk bertahan dan berkembang.
Di tengah ketidakpastian ekonomi dan terbatasnya lapangan kerja, acara ini menjadi simbol bahwa kesempatan masih ada bagi yang gigih mengejar. (Akb)