Gerakanaktualnews.com, Samarinda – Membangun kemandirian ekonomi desa di Kalimantan Timur kini tidak lagi sekadar wacana. Pemerintah Provinsi Kaltim melalui inisiatif Koperasi Merah Putih tengah mempersiapkan skema pembiayaan yang fleksibel, mendorong desa-desa untuk bangkit secara mandiri dan berkelanjutan melalui usaha bersama yang berbasis potensi lokal.
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, menegaskan bahwa program Koperasi Merah Putih bukan sekadar memenuhi arahan pemerintah pusat, tetapi merupakan langkah nyata Pemprov Kaltim dalam memperkuat pondasi ekonomi kerakyatan di lebih dari 800 desa yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota.
“Kalau koperasi ini dikelola serius, saya yakin desa-desa kita bisa mandiri, tidak lagi bergantung terus menerus pada bantuan pemerintah. Tinggal kita dukung dengan akses modal dan pendampingan yang tepat,” kata Seno Aji, usai menghadiri Rakernas X PKK di Samarinda, Selasa (8/7/2025).
Menurutnya, seluruh koperasi desa yang tergabung dalam program ini sudah memiliki legalitas resmi. Namun, penguatan teknisnya masih menunggu penyelesaian pedoman pengelolaan usaha dan dana dari pemerintah pusat. Pedoman ini diharapkan mampu mengarahkan koperasi agar lebih produktif sesuai potensi masing-masing desa.
Seno Aji juga merespons aspirasi salah satu desa di Kutai Kartanegara yang mengusulkan pembiayaan hingga Rp3 miliar untuk mengembangkan koperasinya.
Menurutnya, Pemprov membuka peluang permodalan tidak hanya melalui APBD, tetapi juga menggandeng lembaga keuangan nasional seperti Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD).
“Kita ingin koperasi desa punya akses permodalan yang mudah dan terjangkau. Tidak semua harus bergantung pada APBD. Bank-bank nasional dan daerah juga harus ikut mendukung pertumbuhan ekonomi desa,” jelas Seno.
Rencananya, pada 19 Juli mendatang, Pemprov akan menggelar forum teknis bersama pemangku kepentingan untuk merumuskan model pencairan dana koperasi desa.
Targetnya, koperasi sudah bisa mulai bergerak secara operasional pada akhir bulan ini.
“Harapan kita, akhir Juli sudah ada koperasi desa yang benar-benar berjalan. Jangan sampai masyarakat desa hanya jadi penonton pembangunan, tapi bisa ikut menikmati hasilnya,” tegas Seno.
Ia menekankan, koperasi desa bukan hanya pelengkap dalam pembangunan ekonomi, tapi seharusnya menjadi penggerak utama. Melalui koperasi, desa bisa mengembangkan berbagai jenis usaha, mulai dari sektor pertanian, perikanan, peternakan, hingga ekonomi kreatif dan jasa.
“Kalau koperasi ini jalan, desa bisa punya usaha mandiri, kelola modal sendiri, dan hasilnya bisa jadi pendapatan asli desa (PADes). Jadi tidak hanya bicara mandiri secara administratif, tapi benar-benar mandiri secara ekonomi,” pungkasnya.
Pemprov Kaltim menargetkan Koperasi Merah Putih ini menjadi tonggak lahirnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan pedesaan. Dengan begitu, kesejahteraan tidak hanya berputar di perkotaan, tetapi juga menyentuh masyarakat hingga ke akar rumput, membuka lapangan kerja baru, dan mempercepat pemerataan pembangunan. (Adv/diskominfokaltim)