5 Views

Gerakanaktualnews.com, Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemrov Kaltim) terus memperkuat komitmennya dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul yang siap bersaing di tingkat nasional. Salah satu langkah nyata yang tengah didorong adalah membuka akses beasiswa pendidikan tinggi bagi mahasiswa asal daerah tertinggal, khususnya mereka yang berhasil menembus perguruan tinggi negeri (PTN) papan atas di Indonesia.

Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kaltim, Dasmiah, menjelaskan bahwa program beasiswa ini bukan sekadar memberi bantuan finansial, melainkan bagian dari strategi jangka panjang membangun SDM Kaltim yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan pembangunan daerah.

“Target kita jelas, anak-anak Kaltim yang berhasil masuk perguruan tinggi terbaik di Indonesia seperti UGM, ITB, dan kampus top 10 lainnya. Jadi bukan asal kuliah, tapi harus betul-betul berkualitas,” kata Dasmiah, Kamis (10/7/2025).

Ia menambahkan, tidak semua jurusan mendapat prioritas. Pemerintah daerah secara khusus mendorong mahasiswa mengambil bidang keilmuan yang masih minim di Kaltim, terutama yang berkaitan dengan profesi strategis seperti dokter spesialis.

Hal ini sejalan dengan kebutuhan nyata daerah yang hingga kini masih kekurangan tenaga medis spesialis dan profesi-profesi kritis lainnya.

“Kita masih defisit tenaga dokter spesialis, jadi yang mengambil jurusan seperti itu akan kita prioritaskan. Begitu juga jurusan lain yang memang dibutuhkan untuk pembangunan Kaltim ke depan,” jelasnya.

Beasiswa ini juga didesain untuk memberikan afirmasi bagi mahasiswa yang berasal dari wilayah-wilayah dengan tingkat kerentanan sosial ekonomi tinggi. Mahakam Ulu dan Kutai Barat menjadi contoh dua kabupaten yang masih memiliki angka kemiskinan cukup tinggi, masing-masing sekitar 11 persen dan 9,8 persen. Anak-anak dari kawasan seperti ini diharapkan bisa mendapatkan kesempatan lebih besar untuk mengenyam pendidikan tinggi berkualitas.

Berbeda dengan beasiswa reguler, bantuan pendidikan luar daerah ini menekankan transparansi dan akuntabilitas. Dana dikirim langsung ke rekening mahasiswa penerima, sementara keberlanjutan bantuan tergantung sepenuhnya pada kinerja akademik mereka.

“Kita evaluasi setiap semester. Kalau IPK mereka turun atau tidak sesuai standar, bantuan bisa dihentikan. Jadi beasiswa ini sifatnya dinamis, benar-benar berdasarkan prestasi,” ungkap Dasmiah.

Meski menjadi salah satu program unggulan Pemprov, kuota beasiswa luar daerah ini masih terbatas. Tahun ini, hanya sekitar 800 mahasiswa yang mendapatkan kesempatan tersebut, jauh lebih kecil dibandingkan beasiswa untuk mahasiswa dalam daerah yang menjangkau lebih dari 33 ribu orang.

Namun, Pemprov menegaskan kualitas jauh lebih diutamakan dibandingkan kuantitas. Harapannya, para penerima beasiswa ini kelak kembali ke Kaltim, mengabdi dan membawa perubahan nyata bagi daerah asal mereka.

“Kami ingin investasi pendidikan ini melahirkan SDM unggul yang kembali membangun Kaltim, bukan sekadar mendapat gelar tanpa kontribusi nyata,” pungkasnya. (Adv/diskominfokaltim)

By RETNO

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *