44 Views

Gerakanaktualnews.com, Samarinda — Genangan kembali melumpuhkan sejumlah kawasan di Samarinda sejak dini hari tadi, menambah panjang daftar wilayah yang terdampak banjir tahunan. Meski upaya pengendalian terus digencarkan, persoalan ini tetap menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan bagi pemerintah kota.

Menanggapi kondisi tersebut, anggota Komisi II DPRD Samarinda, Sani Bin Husain, mengutarakan pandangannya bahwa pendekatan yang selama ini dijalankan belum menyentuh akar masalah. Ia menilai, pola penanganan banjir cenderung berkutat pada pembangunan fisik tanpa dibarengi kajian yang mendalam dan terintegrasi.

“Kita menghargai kerja keras yang telah dilakukan, tetapi pola yang hanya fokus pada betonisasi dan normalisasi sungai tidak akan menghasilkan perubahan jangka panjang,” ujar Sani, Sabtu (17/5/2025).

Menurutnya, pengambilan keputusan dalam persoalan lingkungan seperti ini membutuhkan dukungan data serta kolaborasi lintas sektor. Ia mendorong agar pemerintah mulai membuka ruang lebih luas bagi keterlibatan kalangan akademik dan ahli tata lingkungan dalam proses perencanaan dan pengambilan kebijakan.

“Ini bukan hanya soal teknis. Kita perlu pendekatan multidisipliner. Ilmuwan dan kampus punya kapasitas besar untuk memberi masukan berbasis riset,” lanjutnya.

Ia juga menyampaikan bahwa proyek-proyek penanganan banjir yang telah dijalankan seharusnya tidak luput dari evaluasi. Menurutnya, evaluasi berkala diperlukan untuk memastikan kebijakan yang ditempuh tidak hanya menghabiskan anggaran, tetapi juga benar-benar memberi dampak nyata bagi warga.

“Melihat kembali apa yang sudah dilakukan itu penting. Evaluasi itu bentuk tanggung jawab, bukan untuk mencari kambing hitam,” kata Sani.

Selain menyoroti aspek kebijakan, Sani menggarisbawahi peran aktif masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang lebih tahan terhadap banjir. Ia menilai bahwa kesadaran kolektif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah penyumbatan saluran air menjadi bagian penting dari solusi.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Partisipasi warga, terutama dalam menjaga lingkungan dan melaporkan kondisi drainase, sangat menentukan keberhasilan program pengendalian banjir,” ujarnya.

Fenomena banjir berulang ini, menurut Sani, seharusnya menjadi momen refleksi bahwa perbaikan sistem penanganan harus dilakukan secara menyeluruh. Kolaborasi antarlembaga, pendekatan ilmiah, serta keterlibatan publik adalah elemen penting agar Samarinda dapat keluar dari siklus bencana yang terus berulang dari tahun ke tahun. (Adv/dprdsmd)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *