Gerakanaktualnews.com, Samarinda — Banjir yang kerap melanda Samarinda masih menjadi permasalahan serius bagi warga. Hujan deras pada 29 Januari 2025 lalu menyebabkan lima kecamatan terendam, berdampak pada 5.900 jiwa, dan melumpuhkan aktivitas masyarakat selama empat hari.
Menanggapi kondisi tersebut, Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Viktor Yuan, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam mencari solusi. Salah satu upaya yang ia dorong adalah penerapan lubang biopori di setiap rumah warga guna mengurangi risiko banjir.
“Dengan adanya biopori di setiap rumah, genangan air bisa berkurang hingga 30 persen. Selain itu, biopori juga bermanfaat dalam mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos,” ungkap Viktor, Rabu (12/3/2025).
Selain memaksimalkan biopori, Viktor menilai pembangunan polder atau danau retensi harus diperluas ke wilayah-wilayah yang masih rawan banjir. Ia mengapresiasi langkah Pemkot Samarinda dalam membangun Polder Pampang dan Bengkuring, namun menekankan perlunya percepatan penyelesaian proyek yang sudah berjalan serta pengembangan di lokasi lainnya.
“Proyek polder yang sedang dikerjakan harus segera dirampungkan, kemudian dilanjutkan di daerah lain yang masih rentan terhadap banjir. Ini merupakan bagian dari solusi jangka panjang dalam penanggulangan banjir di Samarinda,” jelasnya.
Sebagai kader Partai Demokrat, Viktor juga menyoroti pentingnya normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Karang Mumus (SKM). Menurutnya, pembebasan lahan di sepanjang SKM harus dilakukan secara adil, dengan memastikan warga terdampak mendapatkan lahan pengganti yang layak.
Ia juga mengusulkan pembangunan sistem kanal dan pemasangan pompa air untuk mempercepat aliran air ke Sungai Mahakam, terutama di wilayah Samarinda Utara yang sering mengalami banjir cukup parah.
Namun, ia menegaskan bahwa penyelesaian masalah banjir tidak bisa hanya mengandalkan infrastruktur. Kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan juga menjadi faktor penting. Ia mengingatkan bahwa sampah plastik yang menyumbat saluran drainase kerap menjadi penyebab utama terjadinya banjir di pemukiman.
“Partisipasi warga dalam menjaga kebersihan sangat diperlukan. Kegiatan gotong royong di tingkat RT untuk membersihkan saluran air dan drainase harus digalakkan agar aliran air tetap lancar,” tegasnya. (Adv/DPRDSamarinda)