9 Views

gerakanaktualnews.com, SAMARINDA — Bagi Anna Aulia Tambun, menjalani kuliah bukan sekadar soal disiplin belajar atau mengerjakan tugas.

Tantangan terbesar justru muncul setiap kali jadwal pembayaran semester tiba.

Dengan biaya SPP Rp6,5 juta, mahasiswa Teknologi Rekayasa Logistik di Politeknik Sinar Mas Berau itu kerap menyaksikan orang tuanya harus menghitung ulang berbagai kebutuhan keluarga.

Jumlah sebesar itu bukan angka kecil bagi kondisi ekonomi mereka. Tak jarang Anna merasa ragu apakah dirinya bisa menyelesaikan pendidikan tanpa membebani rumah.

Karena itu, ketika kampus mengumumkan adanya program bantuan pendidikan dari Pemerintah Provinsi Kaltim, kesempatan itu langsung menarik perhatiannya.

Hari ketika pengumuman itu disampaikan, kelas mendadak ramai. Beberapa mahasiswa saling menatap, sebagian lain bertanya-tanya apakah program tersebut benar-benar bisa meringankan beban mereka.

Anna yang duduk di tengah keramaian itu memilih untuk tidak menunda.

“Saya mengetahui informasi Gratispol dari kampus. Pihak kampus menyarankan kami untuk mendaftarkan diri,” ujarnya, Kamis (4/12/2025).

Ia mengikuti arahan itu, melengkapi berkas yang dibutuhkan, dan mengajukan permohonan. Tak ada ekspektasi berlebihan, hanya harapan kecil agar beban kuliahnya sedikit lebih ringan.

Beberapa minggu berlalu, hingga akhirnya kabar yang ia tunggu datang.

Anna dinyatakan lolos sebagai penerima Program GratisPol. Bantuan yang diberikan mencapai Rp5 juta, sehingga ia hanya perlu membayar Rp1,5 juta.

“SPP saya Rp6.500.000 dan bantuan dari GratisPol Rp5.000.000. Jadi sisanya tinggal Rp1.500.000,” katanya dengan nada yang masih menyimpan keterkejutan.

Kabar itu bukan hanya menjadi angin segar bagi dirinya, tetapi juga bagi orang tuanya. Saat Anna menyampaikan hasil pengajuan beasiswa tersebut, reaksi keluarganya langsung dipenuhi rasa syukur dan kelegaan.

“Orang tua saya sangat senang karena bantuan ini bisa mengurangi biaya pendidikan saya,” ucapnya pelan.

Di banyak keluarga di Berau, biaya pendidikan sering kali menjadi beban yang harus dibagi secara hati-hati.

Karena itu, kehadiran GratisPol menjadi pintu baru bagi mahasiswa seperti Anna. Beberapa teman kuliahnya bahkan mendaftar bersama dan turut menerima bantuan yang sama, membuat suasana kampus dipenuhi optimisme baru.

Bagi Anna, makna program ini melampaui sekadar pengurangan biaya.

“Program ini bisa membantu mahasiswa untuk membiayai pendidikan, mengembangkan potensi, dan menggapai cita-cita,” tuturnya.

Di usia 18 tahun, ia mulai memahami bahwa kesempatan tidak selalu datang dua kali. Dan ketika peluang itu muncul melalui GratisPol, ia memilih untuk meraihnya, sebuah keputusan yang kini membuka jalan lebih cerah bagi masa depannya. (Adv/Diskominfokaltim/rt).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *