Gerakanaktualnews.com, Samarinda – Pemerataan layanan kesehatan di Kalimantan Timur (Kaltim) mulai digerakkan lebih serius. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim kini mengarahkan perhatian ke kawasan pedalaman dan perbatasan melalui pembangunan rumah sakit serta penguatan sumber daya manusia kesehatan secara berkelanjutan.
Hingga tahun 2028, sedikitnya enam hingga tujuh fasilitas rumah sakit ditargetkan berdiri di wilayah yang selama ini terpinggirkan dari jangkauan medis.
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, menegaskan bahwa prioritas pembangunan bukan ditujukan pada wilayah perkotaan yang sudah memiliki infrastruktur cukup, melainkan difokuskan pada daerah-daerah dengan akses layanan terbatas.
“Kita ingin keadilan pelayanan. Warga di kawasan perbatasan atau pelosok juga berhak menikmati layanan kesehatan setara seperti di Samarinda atau Balikpapan,” ujar Seno pada Sabtu (30/5/2025).
Salah satu rumah sakit tipe C direncanakan hadir di Kutai Barat dan diharapkan dapat berfungsi sebagai pusat rujukan utama bagi masyarakat di pedalaman. Meski begitu, tantangan terbesar bukan pada pembangunan fisik rumah sakit, melainkan pada ketersediaan tenaga medis.
Data menunjukkan bahwa Kaltim saat ini masih mengalami kekurangan tenaga medis dalam jumlah signifikan—sekitar 1.420 dokter dan 1.000 tenaga kesehatan lainnya dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan layanan di seluruh wilayah.
Sebagai solusi, Pemprov Kaltim meluncurkan program beasiswa kedokteran yang sepenuhnya dibiayai daerah. Program ini dirancang dengan sistem ikatan dinas, di mana mahasiswa kedokteran asal Kaltim, khususnya dari daerah terpencil, diwajibkan kembali mengabdi di kampung halamannya usai menempuh pendidikan.
“Contohnya, bila ada mahasiswa dari Kutai Barat yang kita biayai, setelah lulus nanti ia harus pulang dan bekerja di sana, membangun layanan kesehatan di tempat asalnya sendiri,” jelas Seno.
Inisiatif ini mendapat dukungan dari berbagai perguruan tinggi ternama seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Sebelas Maret. Pemprov juga memperkuat kapasitas pendidikan dokter di dalam provinsi melalui Universitas Mulawarman dan Universitas Balikpapan.
Tak hanya pendidikan sarjana, beasiswa juga mencakup jenjang spesialisasi. Semua pembiayaan ditanggung penuh oleh pemerintah daerah dengan satu tujuan utama: membentuk generasi dokter lokal yang siap membangun dan menetap di daerah mereka masing-masing.
“Tujuan kami bukan sekadar membangun gedung rumah sakit. Yang kami bangun adalah ekosistem kesehatan yang tumbuh dari dalam, dari anak-anak daerah sendiri,” tutup Seno. (Adv/diskominfokaltim)