gerakanaktualnews.com, SAMARINDA — Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Komisariat Samarinda periode 2025–2028 resmi dikukuhkan dalam sebuah seremoni yang berlangsung di Gedung Prof. Rachmad Hernadi, Lantai 2 Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman (Unmul), Selasa (24/6/2025). Acara ini turut dirangkai dengan kuliah umum yang menghadirkan dua guru besar ekonomi pertanian sebagai narasumber utama.
Pengukuhan dilakukan langsung oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Perhepi, Prof. Dr. Nunung Nuryartono, dan disusul dengan kuliah umum bersama Prof. Dr. Ir. HM. Aswin, MM, yang juga menjabat sebagai Ketua Perhepi Komisariat Samarinda serta Guru Besar Fakultas Pertanian Unmul.
“Pengukuhan ini menjadi tonggak awal kami dalam menjalankan visi organisasi. Kami melanjutkannya dengan kuliah umum bersama Prof. Nunung untuk membahas transformasi pertanian di Kalimantan Timur dan strategi agar pertanian bisa menjadi sumber kesejahteraan masyarakat,” ujar Prof. Aswin.
Ia menegaskan bahwa program utama Perhepi ke depan adalah memperkuat kontribusi terhadap pembangunan daerah, khususnya melalui sektor pertanian.
Menurutnya, pertanian harus menjadi pilar utama mata pencaharian masyarakat Kaltim, dengan fokus pada peningkatan nilai tukar petani (NTP) sebagai indikator utama kesejahteraan.
“Kami ingin agar masyarakat menjadikan pertanian bukan sekadar aktivitas musiman, tetapi sebagai usaha yang menjanjikan dan berkelanjutan. Kuncinya ada pada nilai tukar petani yang harus terus kita tingkatkan,” tegasnya.
Kuliah umum yang digelar dalam rangkaian kegiatan ini juga menjadi momen strategis bagi mahasiswa dan akademisi Fakultas Pertanian Unmul.
Ketua Jurusan Agribisnis, Rita Mariyati, mengungkapkan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pengayaan akademik, tetapi juga upaya menautkan teori dan realitas lapangan melalui narasumber berpengalaman di bidang ekonomi pertanian.
“Kuliah umum ini kami kaitkan dengan momen pengukuhan Perhepi, agar mahasiswa bisa menyerap langsung pengetahuan dari para pakar yang memang bergerak di badan keilmuan. Ini membuka wawasan mereka secara praktis dan strategis,” jelas Rita.
Rita juga berharap agar melalui agenda-agenda seperti ini, mahasiswa dapat memahami lebih dalam tantangan dan potensi pertanian lokal, sekaligus mengambil peran dalam mendorong kemajuan sektor pertanian Kaltim secara berkelanjutan.
“Harapannya, para petani di daerah bisa eksis dan perlahan-lahan naik kelas. Tidak hanya untuk lokal, tapi juga bisa menyumbang pada kedaulatan pangan nasional. Ketika petani kita maju dan sejahtera, Indonesia juga akan semakin kuat,” pungkasnya.
Kalimantan Timur yang kini menjadi lokasi strategis Ibu Kota Nusantara (IKN) membuka peluang baru dalam penguatan sektor pertanian berbasis kawasan.
Dalam konteks ini, Perhepi diharapkan bisa mengambil peran sebagai jembatan antara riset, kebijakan, dan masyarakat, agar transformasi pertanian tidak hanya menjadi wacana, tetapi sebuah gerakan kolektif menuju kesejahteraan yang berkeadilan. (*)