28 Views

Gerakanaktualnews.com, Samarinda – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas’ud, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi lalu lintas kapal di Sungai Mahakam yang kian padat dan semrawut. Situasi tersebut dinilai berisiko tinggi terhadap keselamatan, terutama di area strategis seperti sekitar Jembatan Mahkota 2 dan Sungai Kapih.

Dalam pengamatannya, Rudy mencatat banyak kapal beroperasi tanpa memperhatikan aspek keselamatan, bahkan kerap berlabuh sembarangan di titik-titik yang tidak semestinya.

“Setiap hari kita bisa saksikan kapal hilir mudik dalam jumlah besar. Sayangnya, sebagian dari mereka tidak menaati jalur pelayaran, dan malah tambat di lokasi yang bisa membahayakan,” ujar Rudy pada Sabtu (31/5/2025).

Ia menekankan bahwa keselamatan pengguna sungai harus menjadi fondasi utama dalam tata kelola pelayaran. Praktik tambat liar, seperti mengikat kapal ke pohon di tepi sungai, menurutnya merupakan bentuk kelalaian yang bisa memicu musibah besar.

“Bayangkan bila sebuah kapal terlepas dari tambatan dan menghantam jembatan atau perahu lain. Dampaknya bisa sangat fatal,” ucapnya.

Rudy mengimbau agar dilakukan perombakan sistemik terhadap pengelolaan pelayaran di Sungai Mahakam. Salah satu langkah yang ia dorong adalah pembenahan dan penataan kembali lokasi tambat kapal, serta percepatan pembangunan fasilitas tambat yang lebih layak dan memenuhi aspek keselamatan.

Selain itu, ia mendorong pembaruan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), terutama yang menyangkut jalur transportasi air di Mahakam. Penataan ulang ini, menurutnya, penting untuk menciptakan sistem pelayaran yang aman dan efisien.

“Kita tidak bisa menunggu lebih lama. Fasilitas tambat yang aman dan sesuai standar perlu segera dibangun,” tegasnya.

Gubernur juga menyoroti pentingnya penerapan sistem pengamanan terpadu di seluruh jembatan yang membentang di atas Mahakam, mulai dari wilayah hulu di Mahakam Ulu hingga ke Kutai Kartanegara.

“Tidak boleh ada perbedaan dalam standar keselamatan antarjembatan. Jika tidak ditangani serius, tinggal menunggu waktu hingga insiden besar kembali terjadi,” katanya.

Sebagai catatan sejarah, Jembatan Mahakam yang telah berdiri lebih dari 40 tahun tercatat mengalami 23 kasus tabrakan kapal selama masa operasionalnya. Kejadian paling baru dilaporkan pada 26 April lalu. (Adv/diskominfokaltim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *