Gerakanaktualnews.com, Samarinda — Derasnya hujan yang mengguyur kawasan Lempake pada Senin pagi meninggalkan duka mendalam. Tanah longsor yang terjadi di beberapa titik menelan korban jiwa sebanyak tiga orang, sementara sejumlah lokasi lain turut terdampak. Salah satu lokasi yang menjadi perhatian utama adalah area pembangunan Terowongan Selili yang ikut mengalami pergeseran tanah.
Proyek yang semula diharapkan menjadi solusi kemacetan di jantung kota itu kini justru memunculkan kecemasan baru. Alih-alih memberi kenyamanan, insiden ini memunculkan tanda tanya besar soal keamanan konstruksi dan kualitas perencanaan teknis di balik proyek tersebut.
Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Abdul Rohim, menyampaikan rasa prihatin atas musibah yang terjadi. Ia menekankan bahwa situasi ini tidak bisa dibiarkan tanpa evaluasi serius.
Menurutnya, Dinas PUPR harus segera menggelar audit teknis secara komprehensif untuk menilai kembali struktur fisik terowongan.
“Fokusnya bukan hanya perbaikan pasca-kejadian, tapi mengkaji ulang aspek desain dan kekuatan konstruksi secara menyeluruh,” ucap Rohim, Minggu (18/5/2025).
Ia mengungkapkan, titik lemah kemungkinan terletak pada sistem penahan tebing yang gagal menghadapi intensitas hujan ekstrem. Menurutnya, jika desain awal sudah mempertimbangkan kondisi cuaca ekstrem, seharusnya kejadian semacam ini dapat diantisipasi.
“Bencana ini menunjukkan ada yang tidak beres dalam kalkulasi teknis. Aspek keselamatan tampaknya tidak menjadi perhatian utama sejak awal,” tambahnya.
Lebih lanjut, Rohim menyoroti tanggung jawab kontraktor pelaksana. Ia meminta agar Pemkot bersikap tegas dalam menindak pelanggaran, bila terbukti ada kelalaian dalam pelaksanaan proyek.
“Tidak boleh ada kompromi untuk keselamatan masyarakat. Jika ada kelalaian, kontraktor harus dikenai sanksi sesuai aturan,” katanya dengan nada tegas.
Tragedi ini pun memantik keprihatinan dari berbagai kalangan. Selain kerugian jiwa, insiden tersebut mencerminkan kelemahan dalam sistem pengawasan proyek-proyek strategis yang seharusnya memenuhi standar keamanan tinggi.
Menurut Rohim, kejadian ini menjadi sinyal penting agar pemerintah tidak hanya mengedepankan target fisik proyek, tetapi juga kualitas, keamanan, dan akuntabilitas dalam proses pengerjaannya. (Adv/dprdsmd)