Komisi III DPRD Kaltim Perkirakan Serapan PAD Turun

Muhammad Rusli | Senin, 05 Okt 2020 12:00 WITA
Komisi III DPRD Kaltim Perkirakan Serapan PAD Turun Anggota DPRD Kaltim Komisi III Syafruddin.

gerakanaktualnews.com, SAMARINDA - Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur , Komisi III Syafruddin menyebutkan Penyerapan Anggaran Daerah (PAD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) rancangan anggaran tahun 2021 disinyalir mengalami penurunan. 

Hal ini disampikan Syafruddin kepada awak media setelah usai mengikuti rapat Anggota Badan Anggaran (Banggar) bersama Bappeda Kaltim, yang digelar di Gedung E lantai I DPRD Provinsi Kalimantan Timur, pada Hari Senin (5/10/2020)

“Dibandingkan anggaran tahun 2020 untuk perubahan dengan nilai sekitar Rp 11 triliun, dan anggaran yang akan datang di tahun 2021 hanya diperkirakan sekitar 9 triliun,”ungkap Syafruddin.

Sementara dari Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim Prof. Dr. M. Aswin, mengatakan bahwa kalau pun nantinya ada penurunan serapan anggaran di tahun 2021, itu dikarenakan ada beberapa faktor penyebabnya.

Diantara penyebab itu adalah, kegiatan industri terkhususnya yang bersifat ekstraktif, mengalami penurunan, khususnya dibidang perkebunan sawit, dan pertambangan batu bara yang menjadi komoditi andalan di Kalimantan Timur.

“Ekspor mereka juga tidak mau terima karena pembeli juga sedang terkena masalah, pertambangan juga, batu bara sekarang lagi turun harganya, kemudian kegiatan yang berkaitan dengan itu banyak disetop. Kilang minyak di Balikpapan juga direnovasi, sehingga banyak pemutusan hubungan kerja dari sektor induk Pertamina meskipun yang bekerja juga ada,” ungkap Aswin.

Lebih jelasnya. Aswin mengungkapkan bahwa data tersebut bisa diperoleh di Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim. Namun, ia mengungkapkan bahwa tidak seluruh sektor terkena dampak penyerapan tersebut secara signifikan.

“Yang banyak meningkat itu adalah kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan konsumen, seperti Farmasi kemudian Teknologi Informasi, itu banyak digunakan oleh masyarakat, meskipun penghasilannya tidak sebanding dengan industri ekstraktif,” ujar Aswin. (adv)


Tinggalkan Komentar