Sungai Mahakam Perlu Dijadikan Sebagai Alternatif Sumber PAD Dengan Cara Seperti Ini

| Rabu, 13 Apr 2022 12:00 WITA
Sungai Mahakam Perlu Dijadikan Sebagai Alternatif Sumber PAD Dengan Cara Seperti Ini Foto; Wakil Ketua Komisi I DPRD Samarinda Jhoni Sinatra Ginting

gerakanaktualnews.com, Samarinda - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda, perlu memikirkan agar sungai Mahakam bisa memberikan kontribusi bagi Pemkot Samarinda.

Diketahui bahwa sungai merupakan salah satu asset besar bagi sebuah daerah, memberikan nilai ekonomis atau kebermanfaatan lainnya bagi masyarakat.

Hal tersebut akan berkesinambungan ketika ada sebuah regulasi yang mengatur hal tersebut. Walau demikian, Wakil Ketua Komisi I DPRD Samarinda Jhoni Sinatra Ginting, ada regulasi dari kementerian yang menyatakan tidak ada lagi pemungutan.

“Tetapi ada beberapa perbandingan yang bisa kita lakukan ketika melihat Sungai Musi di Sumatera Selatan, Sungai Barito di Kalimantan Selatan dan di Kalimantan Tengah,” ungkapnya. Saat ditemui diruang kerjanya. Senin (13/4/2022).

Sungai Barito saja bisa mendapatkan atau menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) sekitar Rp 400 miliar per tahun dari kapal yang keluar dan masuk.

“Sementara Samarinda hanya jadi penonton, yang mendapatkan manfaatnya cuma pusat dan LSM,” terangnya.

Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan berbagai perbandingan dengan daerah lainnya. DPRD Kota Samarinda akan mengkaji lebih dalam prihal aturan atau regulasinya.

Harapan Jhoni, regulasi yang nantinya akan dibuat tersebut bisa menguntungkan atau memberikan kontribusi besar bagi Kota Samarinda.

“Sungai ini kan salah satu aset kita, makanya kita ingin ke depannya ada hasil yang dapat menambah PAD Kota Samarinda,”paparnya.

Bila memungkinkan, DPRD Kota Samarinda kedepannya akan membuat peraturan daerah (Perda) untuk merealisasikan wacana tersebut.

“Harus ada perda, namun yang tidak bertentangan yang diatas. Tapi ada satu sisi yang harus kita pelajari terkait PP Nomor 20 tahun 2010. Yang mana ada celahnya itu yang kita ambil, kita masuk ke sana,” bebernya.

Contohnya saja Sungai Barito, mereka membuat perda untuk setiap ponton yang lewat. Ini ponton, belum pemilik usahanya.

“Jadi, ponton yang lewat itu tarifnya Rp 4 ribu per ton. Tapi dalam setahun mereka mendapat Rp. 400 miliar per tahun. Kan lumayan, kita bisa juga seperti itu untuk meningkatkan PAD Kota Samarinda,” tegasnya. (adv)


Tinggalkan Komentar