Seminar Internasional MTQN XXX Bersama PJ Gubernur kaltim 

Muhammad Rusli | Selasa, 10 Sep 2024 12:00 WITA
Seminar Internasional MTQN XXX Bersama PJ Gubernur kaltim  Seminar Internasional Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) ke-30

gerakanaktualnews.com, SAMARINDA — Seminar Internasional Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) ke-30 yang diselenggarakan di Provinsi Kaltim, bukan hanya menjadi ajang diskusi akademis tetapi juga merupakan refleksi dari komitmen bersama untuk terus mengamalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Al- Qur'an sebagai pedoman hidup umat manusia.

Penegasan itu disampaikan Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik, saat membuka seminar internasional dengan tema “Implementasi nilai Al-Qur’an untuk membangun perdamaian dan peradaban dunia”, di Auditorium 22 Dzulhijjah UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, Senin (9/9/2024).

Tema yang diangkat, lanjut Akmal Malik, sangat relevan dengan kondisi dunia saat ini. Di tengah situasi global yang penuh tantangan, mulai dari konflik antarnegara, ketegangan sosial, hingga isu lingkungan yang mengancam keberlanjutan peradaban manusia.

"Al-Qur'an memberikan panduan yang sangat jelas tentang pentingnya menjaga persatuan, keharmonisan, serta toleransi antarumat manusia. Al-Qur’an mengajarkan kita nilai-nilai universal seperti keadilan, kedamaian, dan kasih sayang yang menjadi pondasi untuk membangun peradaban yang berkelanjutan," tuturnya.

Sebagai tuan rumah MTQ Nasional ke-30, Provinsi Kalimantan Timur, sambung Akmal Malik merasa terhormat dapat menjadi bagian dari gelaran besar ini, dan tidak hanya memperkuat kecintaan terhadap Al-Qur'an.

"Tetapi juga mendorong kita semua untuk terus mencari solusi bagi tantangan gobal melalui pendekatan nilai-nilai ilahiyah yang diajarkan dalam Al-Qur'an," tandasnya

Menurut Akmal Malik, perdamaian sejati hanya bisa terwujud ketika nilai-nilai kebaikan dan kemanusiaan yang diajarkan dalam Al-Qur'an dihidupkan dan diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, baik di tataran individu, keluarga, masyarakat, maupun antarbangsa.

"Kita semua memiliki peran penting dalam membawa pesan damai ini ke seluruh penjuru dunia, sebagai provinsi yang menjadi bagian penting dari masa depan bangsa, kami percaya bahwa dengan berpegang pada ajaran Al-Qur'an, kita bisa membangun peradaban yang lebih maju, damai dan harmonis," ujarnya.

Akmal Malik berharap melalui seminar internasional ini, muncul pemikiran-pemikiran yang dapat diterapkan secara nyata untuk mewujudkan perdamaian global.

"Kita juga berharap dapat mempererat tali persaudaraan di antara bangsa-bangsa melalui dialog yang berbasis pada prinsip-prinsip Al-Qur'an. Nilai-nilai seperti keadilan, perdamaian, persaudaraan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia harus terus diperjuangkan agar dunia ini menjadi tempat yang lebih baik untuk generasi mendatang," paparnya.

Seminar Internasional ini, lanjut Akmal, dapat menjadi ruang dialog yang produktif bagi para pemikir, akademisi, ulama, dan tokoh-tokoh dunia untuk membahas bagaimana Al-Qur'an dapat menjadi pedoman dalam menciptakan solusi untuk perdamaian dan kemakmuran global.

"Semoga seminar internasional ini, kita dapat merumuskan langkah-langkah strategis yang dapat diimplementasikan untuk membangun masa depan dunia yang lebih baik, serta menjadi 
sarana untuk terus menyebarkan kebaikan serta membangun peradaban dunia yang lebih damai dan beradab," kata Akmal Malik.

Usai pembukaan, kemudian dilanjutkan pelaksanaan seminar dengan menghadirkan nara sumber, diantaranya Prof Dr Zurqoni (Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda), Dr Haji Ahmad Baha Bin Haji Mokhtar (Deputy Dewan Faculty of Usuludin Universitas Islam Sultan Sharif Ali/UNISSA Brunei Darussalam) dan Prof Dr KH Nasaruddin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal dan Rektor Universitas Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur'an (PTIQ) Jakarta) yang dipandu moderator Di Ajeng Laily Hidayati (dosen UINSI Samarinda).

Tampak hadir Sekdaprov Kaltim Sri Wahyuni, Asisten Pemerintahan dan Kesra Setdaprov Kaltim HM Syirajudin, serta jajaran LPTQ Provinsi se-Indonesia, alim ulama, cendikiawan, tokoh agama dan tokoh masyarakat, serta kafilah MTQN.


Tinggalkan Komentar